Suami saya tidak mengetahui kehamilan saya ini karena suami saya baru pergi ke Semarang untuk keperluan dinas yang ditugaskan oleh kantornya untuk waktu yang cukup lama, kurang lebih sekitar 4 sampai 5 bulan. Saya sempat protes keras karena kami baru saja melangsungkan pernikahan dan saya sedang menikmati keindahan cerita seks yang selama ini saya bayangkan begitu enak dan sangat indah sekali dan memang itu semua terbukti, seks begitu enak, menyenangkan dan sangat indah sekali.
“Maureen.. kamu Maureen kan..?” sapanya.
“Iya..” kata saya.
“Masa kamu lupa dengan saya.. saya ini Hendra”, sahutnya lagi.
“Hendra.. mm.. ohh.. yah saya ingat kamu kan yang satu SMA itu bukan..?” jawabku.
“Iya bener sudah inget sekarang..?” katanya lagi.
Iya.. iya.. hebat yah sekarang kamu sudah jadi dokter yang terkenal”, kata saya lagi.
Singkat cerita saya sudah berbaring siap untuk di periksa dan Hendra pun sudah bersiap dengan sarung tangan karet dan peralatan lainnya yang tidak saya ketahui namanya. Hendra mulai memegang dan menekan-nekan perut saya, saya hanya merasa kegelian saja sampai suatu ketika Hendra menyentuh secara tidak sengaja ke payudara saya dan secara refleks tangan saya menepisnya, tampak wajah Hendra merah dan beberapa kali meminta maaf kepada saya. Poker Online Uang Asli
“Tak.. apa-apa Hen saya tau kamu tidak sengaja”, kata saya padahal saya sangat senang sekali karena sudah lama saya ingin berhubungan badan, sudah dua minggu saya tidak melakukannya. Lalu saya bertanya kepadanya.
“Hen kalo misalnya dalam usia kandungan tiga minggu saya melakukan hubungan badan apakah tidak mengganggu janin dan keadaan saya..?”
“Ohh.. tidak apa-apa asal tidak merasakan sakit dan rileks saja nikmati semuanya dan yang penting harus.. (dia begitu menekankan kata harus) hati-hati sekali agar tidak menggangu janin”, kata Hendra.
Lalu dia mulai melihat keadaan liang kewanitaan saya karena saya mengeluh sering keluar lendir putih, saya tahu ini bukan tempatnya, seharusnya saya ke dokter kulit dan kelamin tapi tidak apa-apa deh siapa tahu dia mengerti sedikit banyak tentang hal itu, sewaktu dia menyentuh liang kemaluan saya terasa sangat enak sekali, tiba-tiba saja keinginan untuk melakukan hubungan seks kembali menggebu dan ketika dia memasukkan alat yang saya tidak tahu namanya ke dalam liang senggama saya, terasa sangat enak sekali dan saya sempat mendesah sedikit entah terdengar apa tidak oleh Hendra.
“Hen kok.. mendadak kamu begitu tegang sekali, tolong Hen puaskan saya Hen, tolong soalnya saya sudah dua minggu tidak melakukannya.. kamu mau kan Hen..” tanya saya kepada Hendra. Judi Poker Uang Asli
Dia tidak menjawab hanya terdiam saja, tampak wajah merahnya dan keringatnya begitu deras.
“Hen.. Hen.. kamu tidak apa-apa..?” tanya saya.
Hendra mulai menjawab dengan tersendat-sendat, “Ti.. ti.. ti..dakk aa..ku tidak apa-apa..!” katanya tapi wajahnya yang tegang, keringatnya tidak dapat ia sembunyikan.
Lalu saya bertanya lagi, “Hen .. kamu bisakan puaskan saya, saya ingin sekali Hen .. saya sudah lama tidak memenuhi”, pinta saya kepada Hendra.
“Tapi Reen .. aku tidak bisa”, jelas Hendra..
Aku mulai melirik kejantanannya. Wah .. ternyata sudah tegang, lalu saya remas-remas untuk mencoba rangsangan. Hendra mulai menikmatinya dan dia pun mulai berani menggoyangkan menentang di liang kewanitaan saya, saya pun mulai mendesah karena nyaman dan melayang. Maka pada saat itu juga dimulailah cerita seks yang kami lakukan saat itu.
Hendra mulai mencium saya dan lidah kami saling hisap lalu saya buka resleting celananya dan baju dokternya saya buka. Hendra tidak terlalu susah saat membuka baju saya karena baju saya telah dibuka oleh Hendra sebelumnya sewaktu memeriksa saya tadi, tinggal membuka bra saya saja, yang tidak saya sangka Hendra sudah membenamkan wajahnya di liang kewanitaan saya. “Ohh.. ohh.. sungguh enaknya”, desah saya, Hendra tampak asyik memainkan klitoris saya dan tangannya tidak ketinggalan memainkan puting dan payudara saya.
Lalu kami melanjutkan kembali permainan seks kami. “Hen.. masukkan sekarang saja, saya sudah tidak tahan lagi..” lalu dengan bimbingan saya, saya mulai mengarahkan batang kemaluannya ke pintu liang kewanitaan saya yang sudah basah oleh cairan dan ludah Hendra itu hingga membuat liang kewanitaan saya licin. Lalu Hendra menempelkan kepala kemaluannya ke pintu kewanitaan saya yang tampak merah, dia mulai mengayunkan pantatnya ke depan tapi aneh sekali tidak bisa masuk entah karena terlalu licin atau memang punya Hendra terlalu besar, dia mulai membuka bibir kemaluan saya dengan kedua tangannya, dengan begitu lubang kewanitaan saya terbuka lebar dan dia mulai mengarahkan batang kemaluannya, dengan satu sentakan saja batang kemaluannya sudah masuk.
“Aduhh.. sakit Hen..” lalu Hendra mengambil sesuatu seperti cairan atau minyak, saya tidak mengetahuinya secara jelas dan Hendra pun mulai menggerakkan pantatnya maju mundur.
“Ooohh.. uuhh.. hhmm.. sstt..” desahku. “Ayo terus sayang.. terus.. oohh.. kamu pinter.. Hen terus.. Hen.. terus sayang.. oohh..”
Hendra pun kelihatannya tidak mau kalah, dia terus mendesah keenakkan, “Ooohh.. liang kewanitaan kamu masih sempit yah.. oohh.. enak sekali.. uuhh.. terus goyangkan pinggul kamu Reen.. terus sayang.. oohh.. sstt..”
Tak lama kemudian saya hendak keluar lagi. “Hen.. cepat.. Hen.. goyang lebih cepat lagi.. lebih cepat Hen..” dan, “Ooohh.. Hen.. saya keluuarr lagi..” saya mendesah panjang dan mengejang untuk beberapa saat sambil kakiku dilingkarkan di perutnya. Hendra pun mencabut batang kemaluannya dan bertanya pada saya, “Reen kamu sudah pernah melakukan anal belum..?” tanya Hendra. “Belum pernah..” jawab saya, “Habis kelihatannya sakit sich”, lanjutku. “Ohh yah sudah nggak apa-apa kalau begitu kita rubah yah dengan dogdy style”, bisiknya.
Lalu saya menungging dan Hendra mulai menusukkan batang kemaluannya dan sekarang ini kelihatannya Hendra tidak mengalami kesulitan untuk memasukkan batang kemaluannya, tampaknya Hendra sudah mau keluar karena goyangannya begitu cepat dan, “Ooohh.. aahh.. sstt.. uuhh..” Hendra pun menyemprotkan air maninya ke dalam liang kewanitaan saya, tak lama kemudian saya pun keluar untuk ketiga kalinya dan kami pun terkulai lemas bersamaan dengan datangnya kenikmatan yang tiada tara ini. Batang kemaluan Hendra masih terbenam di dalam liang kewanitaan saya. Daftar Judi Poker
Sesudah batang kemaluan Hendra mengecil saya melakukan kembali oral kepadanya, membersihkan sisa-sisa air mani dan cairan yang saya hasilkan dan kami pun berbenah diri sambil membersihkan diri. “Hen.. terima kasih yah.. kamu sudah memuaskan saya kamu hebat Hen.” Hendra pun mengucapkan terima kasih kepada saya karena dia telah dipuaskan oleh saya. Hendra lalu menuliskan resep untuk saya, sewaktu saya hendak membayarnya dia menolak dengan alasan yang tadi itu sudah merupakan bayaran yang sangat mahal katanya. “Kalau begitu.. yah sudah”, pikir saya. Saya pun pulang dan sewaktu saya melewati ruang tunggu ada beberapa pasien yang menunggu, rupanya tadi saya bercinta dengan Hendra cukup lama dan saya baru menyadarinya, “Ah.. cuek saja”, pikir saya. Saya sering bercinta dengan Hendra sejak waktu itu tetapi sesudah suami saya pulang saya tidak pernah ingin membuat cerita seks saya dengannya lagi. Demikianlah cerita seks dari saya dengan teman semasa SMA saya dulu.
0 comments:
Post a Comment