Perkenalkan, Aku Charles. Aku sendiri berasal dari keluarga ekonomi menengah, pilihan melanjutkan sekolah ke LN menjadi hal yang tidak mungkin kulakukan. Dari kelompok kami hanya tersisa 3 perempuan dan aku yang masih di Indonesia. Kami sebenarnya bingung mau melanjutkan kemana, tetapi akhirnya kami memutuskan untuk ke kota Y yang mempunyai beberapa universitas swasta dan negeri yang cukup terkenal.
Aku, Rika, Nova, dan Jenni memutuskan untuk mendaftar bersama ke kota Y. Di sinilah petualangan kami dimulai. Kami berkumpul bersama di rumah Jenni dan orang tuanya meminjamkan mobil mereka untuk kami pakai. Kami memang sering pergi berkelompok dengan meminjam mobil orang tua dan kadang sampai menginap beberapa hari di luar kota.
“Wah! Ternyata kamarnya besar juga yah! Ada ruang tamunya lagi!” kataku.
“Les, lu tidur di sofa aja yah! Kita berdua ambil ranjangnya!” sahut Nova.
“Yah.. Curang kan baru kali ini gue nginap bareng perempuan dalam satu kamar! Siapa tahu..” komplainku.
“Maunya lu itu mah..” kata Jenni sambil mendorong diriku ke arah sofa.
Kami semua menjatuhkan pantat di sofa sambil melepas lelah. Setelah berbincang selama setengah jam mengenai soal-soal ujian masuk tadi siang, kami pun bergantian mandi menyegarkan badan. Kami pun memesan makan malam dari room service karena kami terlalu lelah untuk keluar mencari makan. Rika akan menyusul besok pagi dan ketemuan di kota Y. Poker Online Uang Asli
Dia sudah menghadapi ujian masuk seminggu lalu. Pilihan universitasnya berbeda. Oh iya, aku belum menjelaskan penampilan teman-temanku.
Rika : Gadis ini pemalu dengan badan kecil yang sangat indah. Aku tau ini karena Rika sangat suka memakai baju yang menunjukkan lekuk badannya. Dadanya berukuran sedang saja, kira-kira 34B lah (Aku pernah melihat BH nya). Kecil-kecil imut merupakan kesan yang diberikannya. Senyumnya manis sekali.
Nova: Gadis ini juga berbadan kecil tetapi dengan dada yang terlihat jauh lebih besar daripada milik Rika. 34C ukuran BHnya. Mulutnya kecil dengan bibir tipis yang memberikan senyum menggoda. Hampir semua anak laki-laki di sekolahku mengejar dia. Manis dengan dada besar. Siapa yang tidak tertarik?
Jenni: Gadis bertubuh jangkung yang senang memakai kaos longgar dan berjiwa bebas. Asyik diajak bertukar pikiran, pintar, dan sedikit tomboi. Senang sekali olahraga dan sangat jago bermain volley. Paling enak jadi lawan mainnya di lapangan. Posisiku sebagai tosser sering membuatku berada di depan net dan berhadapan muka dengan Jenni. Posisi siap menerima bola dan kaos longgarnya sering mengganggu konsentrasiku di lapangan.
“Mau ngapain nih? Baru jam 6 sore kita dah selesai makan malam.” kata Jenni.
“Kita main kartu aja yuk” balas Nova.
“Memangnya bawa?” aku menatap Nova.
“Bawa kok. Jenni, ayo dikeluarin. Kita main poker aja. Pakai uang bohongan aja. Biar seru ada taruhannya.” kata Nova.
Kami pun bermain selama satu jam ketika Nova menyeletuk.
“Nggak seru nih, bosan. Gimana kalau dibuat lebih seru?”
“Maksud lu, Nov?”
“Strip poker lahhhh!”
“Gila lu, Nov!”
“Kaga berani lu, Les?” Aku lagi-lagi terpatung dengan keberanian ide Nova.
“Siapa takut? Berani kok walau ada si Charles!” sahut Jenni.
Pipiku jadi memerah dan berasa panas. Ada rasa malu juga. Aku menelan ludah. Ada kemungkinan dua gadis muda cantik ini akan telanjang di depanku.
“Berani nggak, Les? Diam aja. Malu yah telanjang di depan cewek-cewek?” Wah, otakku langsung berputar cepat. Harus memikirkan semua kemungkinan. Jangan sampai aku kalah dan tidak melihat gadis-gadis ini telanjang.
“Berani dong! Tapi nanti kalian curang, kaga berani buka beneran!” godaku.
“Kalo ada yang kaga berani buka, kita semua yang paksa buka! Setuju tidak?” Kita semua menganggukkan kepala menandakan persetujuan. Jantungku makin berdebar kencang dan kelaminku mulai mengeras karena kemungkinan kejadian di depan mata.
“Ya dah.. Aturannya gimana nih Nov?” tanyaku.
“Kita semua punya modal 1000. Taruhannya setiap kelipatan 10 dan paling besar 100. Kalau modal 1000 habis, gadaikan pakaian dengan harga 500. Setuju?” Kami semua pun setuju.
“Kita main sampai kapan? Sampai satu orang bugil atau sampai semua bugil?” tanyaku lagi.
“Sampai semua bugil dong! Biar adil!” Jawab Nova.
“Ok deh. Tapi kasihan Charles dong. Dia kan paling cuma punya 3 potong baju. maksudnya cuma kaos, celana dan celana dalam. Kita cewek-cewek kan kelebihan BH.” bilang Jenni.
“Iya yah.. Ya udah biar adil, kita semua lepas BH deh.” tegas Nova.
Nova langsung dengan cekatan melepas BH merah mudanya tanpa melepaskan kaos dan melemparkan BHnya ke mukaku. Harumnya BH langsung memenuhi hidungku. Tanpa kusadari BH kedua pun mendarat di mukaku. Ini milik Jenni. BH dengan warna cream kulit. Kamipun tertawa bersama. Judi Poker Uang Asli
“Ayo mulai! Sudah adil kan, Les? Kita masing-masing cuma punya 3 modal.” ujar Nova.
“Sebentar.. Pakaian yang sudah ditanggalkan bisa dipakai lagi ga? Dibeli kembali gitu maksud gue.” Tanyaku.
“Hmm.. Gimana ya? TIDAK BOLEH DEH! Yang sudah lepas, tidak boleh dipakai lagi!” jawab Nova.
“Jadi kalau yang sudah bugil kalah lagi gimana? Kan modalnya habis!”tanyaku lagi.
“Banyak nanya yah lu, Les! Gemes gue jadinya. Gimana menurut lu Jen?” Nova mulai kesal.
“Boleh dipegang-pegang deh sama yang menang deh!” Wah asyik nih peraturannya pikirku. Tetapi otakku sudah mulai pindah ke selangkanganku.
“Pegang doang kaga seru ah, gimana kalo dadanya dihisap?!” Protesku.
“Ih lu, Les. Mau dong!” Dengan suara manisnya sambil melirik nakal ke arahku. Jenni dan Nova tertawa terbahak-bahak.
“Tapi kalau lu yang sudah bugil dan kalah gimana, Les? Gue isep punya lu yah!” sahut Nova.
“Wah gue juga mau dong isep punya Charles!” Benar-benar tidak disangka! 3 tahun bersama di SMA, aku tidak menyangka teman-temanku ini nakal juga. Permainan pun dimulai. Keahlianku bermain strip poker di komputer ternyata sangat bermanfaat. Jenni segera kehilangan modal awal sehingga harus menggadaikan modal berikutnya. Jenni hendak membuka celananya, tetapi dicegah oleh Nova.
”Wah kaga boleh sendiri yang nentuin buka celana. Les, mau suruh Jenni buka apa?” Wow, thanks Nova! Aku teringat kalau mereka sudah lepas BH, tentunya dengan melepas kaos, dada Jenni akan terbuka.
“Tentu saja kaos dong. Kapan lagi bisa lihat payudara dari dekat!” Jenni dengan malu-malu mulai melepas kaosnya dan dengan segera menutupi puting payudaranya dengan satu tangan. Aku terkesima dengan pandangan indah di depan mata. Animasi strip poker di permainan komputer tidak seindah pemandangan di depan mata.
“Jen.. Mana boleh ditutupin dadanya. Buka dong!” Nova menggaet tangan penutup payudara dengan segera. Jenni sedikit memberontak sambil memerah wajahnya. Jenni tertarik tangannya, memperlihatkan payudara terbuka dan menggantung indah di depan wajahku. Glek.. Aku tak kuasa menelan ludah.
“Les, tutup mulut dong.. Masa sampai menganga terbuka gitu melihat dada gue?” Jenni dan Nova tertawa. Ini membuat Jenni jadi relaks dan pasrah dadanya terpampang jelas. Wah kalo mereka serius kayak gini, mendingan aku kalah saja. Mengingat kalau kalah terus, senjataku akan diisepin selama 1 menit setiap kekalahan. Otakku kotor juga. Maka dilanjutkanlah permainan. Dengan segera aku menjadikan diri telanjang. Celana dalam aku buka perlahan-lahan memperlihatkan penisku yang sudah mengeras sejak tadi. Saat itu, Nova, dengan payudara montoknya pun tinggal celana dalam saja. Kedua gadis ini memperhatikan celana dalamku dengan seksama sambil menahan napas menunggu penisku seluruhnya terlihat.
“Wah sudah keras yah, Les? Bagus lho bentuknya!” kata Nova.
“Gimana nggak keras? Ngelihat dua pasang payudara yang bagus-bagus!” Rupa-rupanya Nova sudah tidak tahan lagi. Aku langsung ditabraknya dan penisku langsung dipegangnya. Dengan gemas Nova mulai mengocok penisku sambil sesekali dijilatnya. Tentu saja aku tidak tinggal diam. Tanganku mulai meremas-remas payudara Nova yang cukup besar. Tidak cukup dengan remasan, akhirnya aku meraup payudara kiri dan mulai menghisapnya.
“Ahh.. Enak banget, Les! Terus hisap..” Sambil menghisap payudara Nova, tanganku mulai melepaskan celana dalamnya. Karena aku tidak mau melepaskan hisapan, tentu saja melepaskan celana dalam jadi lebih sulit. Nova membantu dengan melepaskan celana dalamnya sendiri. Penisku yang menjadi lepas dari pegangan Nova, langsung disambut Jenni dengan kulumannya. Mimpi apa semalam. Dua gadis sudah mengulum penisku. Kami pun pindah ke ranjang. Aku berbaring di ranjang dengan penis menjulang langit. Nova melanjutkan memberikan payudaranya untuk aku hisap dan Jenni kembali mengulum penisku. Tanganku mulai bergerilya ke vagina Nova. Basah. Licin. Aku pun mulai menggesekkan jari ke clitorisnya. Licin sekali. Nova pun mendesah dengan kenikmatan yang dialaminya di bawah. Jenni yang melihat Nova mengalami kenikmatan, mengubah posisi pantatnya ke sebelah mukaku. Badan jenjangnya memang membuat posisi hampir 69 tersebut sangat mudah terjadi. Tanganku pun menggosok vagina Jenni yang juga sudah sangat basah. Agen Poker Bonus New Member
Tangan kiri di vagina Jenni, tangan kanan di vagina Nova. Kukocok keduanya dengan kelembutan yang lama-lama bertambah cepat. Jenni dan Nova blingsatan dibuatnya. Jenni berguncang hebat sampai melepaskan hisapan di penisku dan mengeluarkan lenguhan panjang yang sangat seksi. Nova menyusul dengan teriakan yang tidak kalah seksinya. Keduanya terjatuh di kiri kananku dengan lemasnya. Aku yang sudah tegangan tinggi tidak mau tinggal diam. Aku menghampiri Nova dan membuka lebar-lebar selangkangannya. Terlihat vagina bersih yang sangat indah. Bulu-bulu halusnya sangat seksi. Aku mulai menggesekkan kepala penisku ke vagina Nova. Ah.. licin dan enak. Belum pernah aku merasakan kenikmatan seperti ini. Nova yang mulai merasakan kenikmatan, mulai bereaksi dengan menggerak-gerakkan pinggulnya mengikuti irama gesekan.
“Baru digesek aja dah enak gini yah, Les, gimana kalo dimasukin yah? Masukin Les, please,” Nova memelas.
“Serius lu, Nov? Lu mau gue perawanin? Gue sih dah nafsu banget nih.” tanyaku.
“Iya, Les. Gue pengen ngerasain penis lu di dalam gue. Di luar aja dah enak, apalagi di dalam.” Aku tidak pikir panjang lagi. Nafsuku sudah sampai ke ubun-ubun kepalaku. Hasrat ingin masuk sudah memenuhi pikiranku.
“Oww.. Pelan-pelan Les.. Sakit tau!” Nova meringis.
“Ok, Nov, gue pelan-pelan nih,” Pelan-pelan kepala penisku mulai terbenam di vagina Nova. Terasa mentok. Aku yang tidak pengalaman berpikir kok tidak dalam yah?
“Nov, udah masuk belom sih?” Nova yang mulai meringis menahan sakit
“Kayaknya sih belom deh.. Tapi terusin aja Les..”
“Lu yakin, Nov? Kayaknya lu kesakitan gitu.”
“Terus aja, Les. Gue pokoknya mau penis lu di dalam gue.”
“Ya udah kalo gitu.. Gue terusin nih..” Dengan tiga sodokan keras yang disertai rintihan Nova, akhirnya penisku masuk juga sepenuhnya.
“Wah Nov, kayaknya punya gue dah masuk semua nih,”
“Iya Les,” sambil menahan sakit “Diam dulu, Les. Jangan digerakin dulu. Gue masih rada sakit.” Ahh nikmatnya vagina perawan pikirku. Penisku berasa banget diremas-remas oleh vagina sempit Nova. Tanpa kusadari, aku mulai menggerakkan pelan-pelan pantatku. Keluar masuk secara perlahan. Nova pun mulai bernafas secara teratur dan mulai menikmati kocokan lembut di vaginanya.
“Pelan-pelan yah Les.. Masih sakit tapi dah mulai enak nih. Vagina gue berasa penuh banget diisi penis lu,” Jenni yang dari tadi menonton menunjukkan ekspresi tidak percaya.
“Gila lu berdua. Beneran ngentot yah?” Jenni pun mendekati TKP dan memperhatikan dengan seksama.
“Gila.. Gila.. Punya lu beneran masuk ke vaginanya Nova, Les!”
“Iya Jen.. Enak banget.. gue bisa ketagihan ngentot nih.” Tiba-tiba ada keinginan yang luar biasa untuk segera sampai, kupercepat goyanganku. Nova pun semakin mendesah menggila.
“Ahhhh.. Ohhhh.. Ahhhh.. Ohhhh.. Less, gue mau sampe lagi nih,”
“Barengan Nov.. Gue juga mau sampe.” Di kepalaku tidak teringat lagi pelajaran Biologi, kalau sperma ketemu sel telur akan menghasilkan zygot yang akan berkembang menjadi bayi.
“Ayo Les.. Kita bbaaareeenngggg..” Tiga kali aku menyemprotkan mani ke rahim Nova. Ahhhh, ini perasaan yang luar biasa. Kenikmatan berhubungan badan dengan seorang gadis muda yang cantik. Beda banget sama masturbasi. Hubungan langsung lebih nikmat. Aku langsung terjatuh lemas di sebelah Nova. Jenni yang melihat pertunjukan langsung bagaimana berproduksi mulai mendekati penisku lagi dan menghisapnya dengan lembut. Nafasku yang tersengal-sengal perlahan-lahan menjadi teratur seraya menikmati hisapan- hisapan Jenni. Dikocoknya perlahan tapi pasti membuat penisku menjadi tegang kembali.
“Les, jangan dimasukin yah. Ini pengen gue gesek-gesek ke vagina.”
“Iya, Jen.” Jenni pun mengambil posisi WOT dan mulai menggesek-gesek vaginanya di atas penisku.
“Enak banget, Jen” Goyangan lembut Jenni membuat payudaranya bergoyang-goyang secara anggun. Pemandangan yang sangat indah. Jenni merupakan salah satu wanita impianku. Tinggi, berdada montok, atletis, senang bercanda, dan baik hati. Sekarang dia sedang menggesekkan kelaminnya dengan kelaminku. Ah.. Kepengen masukin deh. Segera kubalikkan posisi sehingga aku sekarang di atas. Kakinya kubuka lebar-lebar. Terlihat vagina yang sangat indah. Bahkan lebih indah daripada punya Nova. Mulus, hampir tanpa bulu. Warnanya pink dan telah basah mengkilap. Penisku langsung berkedut-kedut melihatnya. Kuarahkan penisku ke vaginanya.
“Les, jangan dimasukin yah!”
“Kenapa Jen? Sudah tidak tahan nih,”
“Jangan Les, jangan sekarang.” suaranya lembut meluluhkan hati. Entah kenapa aku berhenti memaksakan kepala penisku. Akhirnya aku hanya menggesek-gesekkan kepala penisku di muka vagina Jenni.
“Ah.. Iya Les.. Begitu saja, gesek saja terus. Ahhhh.. Ahhhh,” Jenni mulai lebih relaks dan lebih melebarkan posisi kakinya. Melihat itu, aku semakin cepat menggesekkan penisku. Semakin cepat gesekan, semakin keras desahan Jenni. “Oohhhh.. Aahhhh.. Enak Les. Terussss, Terusss. Lebih cepat lagi.. Teeee.. Teeeruussss.. AHHHH..”
Jenni mendapatkan orgasmenya dan cukup banyak cairannya yang keluar. Kasur menjadi basah sekali. Aku melihat Jenni mengalami orgasme yang sangat seksi sampai aku terdiam terkesima. Jenni cantik sekali. Aku benar-benar terpesona. Sepertinya aku jatuh cinta dengan Jenni. Nova yang telah cukup beristirahat dan melihat Jenni telah lemas mengambil alih situasi. Dipegangnya penisku dan dikocoknya perlahan. Penisku yang masih belum puas dengan Jenni membuat otakku segera beralih ke Nova dan menyuruhku untuk melampiaskannya ke Nova. Lagi pula Penisku sudah bisa coblos ke dalam Nova. Dengan segera kubalikkan Nova dan kucoba Doggy style di sebelah Jenni yang masih terbaring lemas. Agen Poker Bonus Deposit
Ternyata Doggy style memberikan sensasi yang berbeda. Rasanya tidak bisa dituliskan dengan kata-kata. Hanya nikmat. Walaupun Nova yang sedang aku sodok, tatapanku tidak lepas dari Jenni. Jenni membuka matanya dan menatapku dengan penuh kemesraan. Senyumnya yang manis membuat hatiku bingung. Di sini aku sedang jatuh cinta dengan Jenni, tetapi penisku sedang menikmati pelayanan Nova, dan Jenni tersenyum kepadaku. Ah bingung. Aku pun tersenyum balik ke Jenni sambil semakin keras menyodok Nova. Sodokan kerasku yang terus bertubi-tubi dari belakang membuat Nova tidak dapat menahan diri lagi dan dia mendapatkan orgasme lagi. Aku memperlambat sodokanku agar Nova bisa menikmati orgasmenya. Jenni bangun dan memberikan payudaranya ke mukaku.
“Hisap Les! Biar lu tambah seru!” Ah, nikmatnya payudara Jenni. Kenyal tetapi kencang. Tentu saja akibat payudara Jenni yang nikmat, goyanganku ke Nova semakin bertambah cepat.
“Gila lu Les, enak banget sih dientot dari belakang sama lu. Gue.. Mauuuu.. Ahhhh,” Nova pun orgasme lagi. Aku pun tidak tahan nikmatnya menghisap tetek Jenni sambil doggy ke Nova dan akhirnya.. Dua kali aku semburkan spermaku.
“Les, nak banget. Rasanya nikmat. Kayak mandi air hangat. Tapi ini rasanya di dalam.” Posisi kami belum berubah. Aku masih menancapkan penis ke dalam vagina Nova sambil terus menyemprotkan sisa-sisa sperma dan mulutku terus mengulum, menghisap dan menggigit-gigit payudara Jenni.
“Enak yah Les? Hisap toket gue dan ngentotin Nova?”
“Iya, Jen! Cuma impian bisa threesome kayak gini tapi gue bisa ngerasain kejadian benernya.”
“Udah dong Les, cabut penis lu. Pegel nih nungging melulu,” timpal Nova.
“Eh.. Rika” Nova panik.
“Bokap Nyokap lu mana?”
“Tenang Nov, mereka cuma menghantarku kok tadi.”
“Wah.. Lega.. Gue pikir mereka mau masuk ke dalam.”
“Memangnya kenapa Nov? Eh.. lu kok kaga pake BH?”
“Itu dia Ka, takut ketahuan.. Gue kemaren berhasil nih,”
“Berhasil apaan sih, lu?”
“Gue kasih perawan gue ke Charles!”
“Haahh? Yang bener lu? Jenni juga?!”
“Jenni belum.. Masih perawan dia. Kayaknya takut deh, tapi udah main juga sama si Charles kok, cuma belum dimasukin aja.”
“Gue jadi horny nih, Nov. Charles dimana? Mau gak yah dia?”
“Masih tidur tuh. Lu bangunin aja. Laki-laki kalo dikasih perawan mana ada yang nolak sih.”
“Bener juga lu!”
“Tuh lihat, Ka. Ada yang nonjol di selimut. Dia masih telanjang loh. Kita kemaren tidur begitu gayanya.”
“Jenni mana, Nov? Kok kaga ada?”
“Lagi di kamar mandi. Tuh lu urus si Charles aja. Pagi-pagi dah tegak gitu. Lu hisap aja dulu.”
Rika pun menghampiri ranjang dan segera menarik selimut sehingga penisku terbuka dengan leluasa. Aku yang masih tidur tidak sadar apa yang sedang terjadi hanya mengetahui kalau penisku mengalami kenikmatan. Perlahan-lahan kubuka mataku berpikir Nova atau Jenni sedang mengulum si Junior.
“Hah? Rika? Ngapain lu?” tanyaku tanpa berusaha melepaskan diri. Lagi enak kok masa melarikan diri. Betul gak?
“Mmlammggii hissmmmaaapp mpummmnyamm mmlumm,” Jawab Rika dengan tidak melepaskan muatan di mulutnya.
“Hahahaha,” Nova tertawa geli.
“Lanjutin aja Ka, si Charles kaga nolak tuh. Cuma ngeliatin lu sambil merem melek gitu.” Jenni yang mendengar tertawanya Nova, segera melongok keluar dan cukup kaget melihat Rika sedang mengulum tongkat kenikmatanku.
“Eh.. Ka.. Baru sampe langsung sarapan aja nih,” tukas Jenni dengan nada yang menunjukkan kekagetan. Jenni keluar dari kamar mandi sambil masih mengeringkan rambutnya. Body Jenni memang luar biasa.
Aku tidak bisa melepaskan pandangan dari tubuh langsing dengan payudara yang sempurna itu. “Les, jangan ngeliatin gue aja dong. Rika dah nafsu tuh, layanin gih. Kayak lu puasin kita berdua kemarin. Iya gak Nov?”
“Iya Jen.. Ayo Les, puasin Rika. Perkosa dia. Hahahaha.”
“Kaga usah diperkosa, orang gue mau secara sukarela kok,” timpal Rika. Mendengar jawaban Rika, aku segera beraksi. Kucium bibirnya dan kami melewatkan beberapa menit melampiaskannya sambil bertukar air liur. Rika badannya kecil sehingga dengan mudah kuangkat dari tepi ranjang dan meletakkannya di ranjang. Kudekati Rika dan menciumnya lagi. Kali ini tanganku tidak tinggal diam. Payudara Rika aku pijat dan remas-remas halus.
Kaos ketatnya segera kubuka memperlihatkan payudara mungil yang kencang. Pentilnya telah keras menjulang ke atas. Pentil yang bagus dan segera kulumat. “Ohh.. Enak banget Les, terus Les.. Aahhhh.. Aahhhh..” Rika meracau kenikmatan. Hisapan dan kulumanku pun bertambah keras. Penisku sudah sangat kencang sekali. Dengan sedikit agak kasar kulepaskan semua pakaian yang masih melekat di Rika. Wow. Ternyata Rika mempunyai bulu jembut yang sangat lebat. Lebat tapi terlihat sangat rapi dan terawat. Kudekati vaginanya dan tercium wangi vagina yang merangsang. Daftar Judi Poker
Tapi Jenni punya lebih wangi. Ah.. Jenni lagi.. Ini ada gadis yang sukarela memberikan perawannya, kok masih mikirin perempuan lain. Kulirik Jenni dan kulihat dia tersenyum penuh pengertian. Kujilat vagina Rika sambil terus melihat Jenni. Jenni pun tersenyum terus dan memberikan anggukannya seakan-akan mengerti kalau aku sedang bertanya bolehkan aku menjilat memek perempuan lain.
“Ohh.. Oohhhh.. Enak banget Les. Baru dijilat aja gue dah kayak gini.”
“Suruh Charles ngentotin elu, Ka. Pelan-pelan yah Les. Kemaren gue cukup sakit lho,” Nova menghangatkan suasana.
“Iya Les.. Masukin dong buruan.”
“Yakin lu, Ka?” Aku bertanya kepada Rika tetapi tatapanku kembali ke Jenni. Jenni pun mengangguk kembali. Aku pun segera membuka lebar selangkangan Rika. Vagina Rika terlihat sangat imut, karena memang Rika orangnya cukup kecil. Tinggi badannya hanya di bawah bahuku sedikit. Perlahan-lahan aku dorong penisku ke dalam vagina Rika. Rika yang sudah sangat basah hanya bisa mendesah. Kepala penisku sudah masuk sepenuhnya tetapi seperti ketemu tembok.
“Siap Ka? Ini dah di depan selaput dara nih. Tinggal gue sodok masuk,” Entah kenapa sekali lagi aku melirik ke Jenni dan Jenni pun tersenyum kembali. Senyum yang sangat manis.
“Iya Les, sodok aja. Perkosa gue. Bikin gue hamil. Gue mau anak dari lu.” Rika sudah lupa daratan. Kupegang pinggul Rika dengan erat dan kudorong dengan penuh kekuatan. Blesss. Masuk sudah. Rika menitikkan air mata menahan sakit.
“Lanjut Ka?” Tanyaku.
“Iya Les. Dah mulai terbiasa nih. Rasanya penuh banget vagina gue,” Proses menyetubuhi Rika pun segera berlangsung. Keluar.. Masuk.. Keluar.. Masuk.. Pelan-pelan tetapi pasti, vagina Rika semakin basah.
“Gila.. Enak banget.. Tau gini.. Dari kemaren.. gue ikutan nginep..” Rika semakin larut dalam kenikmatan.
“Ohh.. Ooohh... Enak.. Aahhhh.. Terus.. Les.. Yang cepat.. Lessss!” Kuturuti kemauannya. Semakin cepat aku menggoyang Rika, payudaranya pun semakin liar tergoncang-goncang.
“Bareng yah Ka, gue juga dah mau nyemprot..”
“Ayo Les.. Bikin gue hamil.. Semprot yang banyakkkk.. AAARRRGGGGHHHH,” Kami berdua pun orgasme luar biasa. Vagina Rika memeras semua sperma yang ada di penisku. Kucabut penisku dan terlihat tetesan darah perawan merembesi sprei. Noda darah perawan Rika dan Nova terlihat bersebelahan.
Wah aku harus membeli sprei ini dari hotel. Kenang-kenangan pikirku. Jenni menghampiriku dan menciumku di bibir dengan ciuman yang sangat lembut. Tiba-tiba ada perasaan bersalah di hatiku. Sepertinya Jenni tahu karena dia bilang, “Tidak apa-apa Les. Kita semua memang ingin menikmati punya lu.” dan kemudian dia menciumku lagi. Ciuman yang penuh mesra.
Nova mengganggu ciuman kami dengan mengambil penisku dan menghisapnya. Jenni mengganguk kembali dan merebahkan tubuhku. Nova terus menikmati permainannya di bawah. Jenni menduduki kepalaku dan memberikan vaginanya untuk kuhisap. Ah.. Nikmatnya vagina Jenni. Kujilat dan kujilat terus sambil kami terus bertatapan mata. Aku benar-benar jatuh cinta. Pagi itu aku digilir tiga perempuan cantik. Jenni tetap hanya meminta digesek-gesek saja.
Nova dan Rika berhasil membuatku menyemprotkan sperma di dalam mereka sebanyak dua kali. Kami baru selesai ketika kami sudah kelelahan dan kelaparan. Sudah waktunya makan siang.
Kami berempat berhasil masuk universitas di kota B dan sepakat untuk mengontrak rumah untuk tinggal bersama. Orang tua kami tidak ada yang curiga. Mereka pun setuju mengontrak rumah lebih enak daripada kos-kosan. Bisa masak dan cuci baju sendiri. Tidak takut ada barang yang hilang. Empat tahun kuliah, sehari pasti minimal sekali aku menyetubuhi salah satu dari tiga wanita cantik tersebut.
Dengan Jenni, selalu hanya gesek-gesek. Dengan Rika dan Nova, tentunya celup-celup dong. Tidak ada yang hamil karena kami menghitung kalendar dengan sangat disiplin. Sesudah lulus pun kami masih sering berkumpul untuk “bermain”. Nova bertemu dengan suaminya di tempat kerja. Rika bertemu dengan suaminya di kuliah S2. Dan akhirnya, Jenni pun menjadi isteriku.
Perawannya baru diberikan pas malam pernikahan. Kami berdua punya dua orang anak. Jenni sering mengundang Nova dan Rika untuk bermalam di rumah kami. Saking seringnya, aku berhasil menghamili Nova dan Rika. Anak kedua Nova dan anak ketiga Rika mirip sekali denganku. Untung suami mereka tidak pernah ada yang curiga. Alasannya karena sering bergaul denganku, jadi mirip deh anaknya.
0 comments:
Post a Comment